Selasa, 25 September 2012

WAWASAN WIYATA MANDALA (Materi MOPD)


Wawasan Wiyata Mandala. Wawasan berarti pandangan, tinjauan, konsepsi cara pandang. Wiyata (Jawa) pengajaran yang juga berarti pendidikan. Mandala berarti lingkaran, bundaran, atau lingkungan. Wiyata Mandala berarti lingkungan pendidikan tempat berlangsung proses belajar-mengajar. Wawasan Wiyata Mandala adalah cara memandang sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan pembelajaran.

Secara formal Wawasan Wiyata Mandala ditetapkan dalam Surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) nomor :13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 sebagai sarana ketahanan sekolah. Wawasan Wiyata Mandala merupakan konsepsi atau cara pandang; bahwa sekolah adalah lingkungan atau kawasan penyelenggaraan pendidikan. Tujuan pendidikan seperti termaktub dalam pasal 3, UU Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Sekolah mengemban misi pendidikan oleh karena itu sekolah tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar tujuan pendidikan. Sekolah harus benar-benar menjadi ciri khas masyarakat belajar di dalamnya.

Wawasan Wiyata Mandala 7K

1. Keamanan/Kenyamanan

2. Kekeluargaan

3. Kedisiplinan

4. Kerindangan

5. Kebersihan

6. Keindahan

7. Ketertiban

 

Komponen Peran Wawasan Wiyata Mandala

1. Peran Kepala Sekolah

Berwenang dan bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan pendidikan di lingkungan sekolah.

Kepala sekolah dihormati dan berwibawa artinya siapapun yang berkepentingan dengan sekolah harus melalui kepala sekolah.

Semua aparat sekolah tidak boleh bertindak sendiri-sendiri melainkan atas seijin kepala sekolah.

Kepala sekolah melaksanakan program-program yang telah disusun bersama komite sekolah.

Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang melibatkan pendidik, osis, komite sekolah, tokoh masyarakat, dan pihak keamanan setempat.

Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk peraturan atau tata tertib.

Mengadakan rapat koordinasi yang bersifat insidentil interen antara guru, wali murid, maupun siswa.

Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang kegiatan sekolah seperti Pramuka, PKS, PMR, Kesenian, Olah raga, dll.

2. Peran Guru

Menjunjung tinggi martabat dan citra Guru dengan sikap dan tingkah laku.

Menjadi teladan (pamong) di masyarakat.

Guru mampu memimpin baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.

Guru dipercaya oleh diri sendiri dan warga sekolah.

3. Peran Civitas Akademika

Tata Usaha Sekolah harus mendukung kepentingan administrasi dalam rangka proses belajar mengajar di sekolah.

Perangkat sekolah yang lain seperti pegawai, Satpam, Tukang Kebun, piket dll, harus melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai bidang tugas masing-masing.

Semua warga sekolah menjalin rasa persaudaraan demi kenyaman warga sekolah.

4. Peran Murid

Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah tanpa kecuali.

Hormat dan sopan kepada guru dan warga sekolah yang lain.

Hormat dan sopan kepada teman

Belajar yang tekun

Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Menjaga nama baik keluarga dan sekolah di manapun berada.

Menjaga dan memelihara fasilitas belajar dan mengajar.

Menjaga keamanan sekolah.

Melaporkan peristiwa negatif yang terjadi di sekolah kepada OSIS, guru, wakil kepala sekolah, BP atau Kepala sekolah.

Memelihara lingkungan sekolah.

5. Peran masyarakat sekitar

Mendukung program dan kebijakan sekolah dalam rangka kemajuan Proses belajar mengajar.

Memberi saran dalam pemajuan proses belajar dan mengajar.

Ikut menjaga keamanan lingkungan sekolah.

Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah melalui Komite sekolah.

Mekanisme pelaksanaan Wawasan Wiyata Mandala

Tahap Preventif :

1. Memelihara sekolah melalui 7 K.

2. Menciptakan suasana harmonis antar warga dan lingkungan sekolah.

3. Membentuk jaring pengawasan.

4. Menghilangkan bentuk peloncoan saat MOS.

5. Mengisi jam kosong dengan kegiatan ekstrakurikuler.

6. Meningkatkan keamanan dan ketertiban saat masuk dan usai sekolah.

B. Tahap represif :

1. Mendamaikan pihak yang terlibat perselisihan.

2. Menetralisisr isu negatif yang berkembang.

3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan bila ada kriminal di Sekolah.

4. Penyelesaian kasus secara hukum terhadap kasus yang melibatkan pihak luar sekolah.

5. Mengadakan Bimbingan dan Penyuluhan.

6. Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang berlaku.

Senin, 11 Juni 2012

PUISI SAPARDI DJOKO DAMONO

Hari ini aku teringat sebuah puisi milik pak Sapardi Djoko Damono, sebuah puisi yang membuat hatiku terenyuh membacanya, banyak karya sastrawan kenamaan ini yang benar-benar bisa membuat bergetar siapapun yang mendengar dan membacanya, ini beberapa kilas puisi karya beliau:

KUINGIN

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
lewat kata yang tak sempat disampaikan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
leat kata yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada


Ada pula puisi karya beliau yang lain tapi aku tak ingat judulnya hanya saja pernah baca disebuah soal ujian Bahasa Indonesia.

ketika berhenti disini
ia mengerti
ada yang tlah musnah
beberapa patah kata
yang segera dijemput angin
begitu diucapkan
dan tak sampai kepada siapapun

wow dua puisi penyampaian cinta dalam diam yang tak perlu disampaikan bahkan tak sempat untuk disampaikan, indah bukan.. hmmm.. sampai saat ini dua puisi ini yang selalu aku ingat mengenai CINTA.

Indeks


1. Pengertian Halaman Indeks
Halaman indeks lebih dikenal dengan sebutan halaman penunjuk kata. Indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku (biasanya di akhir bagian buku) tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempatkata atau istilah tersebut ditemukan. Macammacam indeks antara lain indeks kata, pengarang, topik, dan sebagainya.

Tidak semua jenis buku menggunakan halaman indeks. Hanya buku ilmiah atau nonfiksi yang menggunakan halaman indeks, seperti buku pelajaran, modul, ensiklopedi, ilmiah, dan lainlain.
Halaman indeks bertujuan membantu pembaca menemukan istilah yang digunakan dalam buku tersebut. Dengan indeks, kamu dapat melihat tempat atau letak istilah itu digunakan beserta dengan jumlah pemakaiannya. Halaman indeks memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Kata atau istilah disusun secara alfabetis (menurut abjad A-Z).
b. Sebelah kanan halaman indeks menunjukkan letak kata atau istilah digunakan. Semakin sering digunakan, semakin banyak nomor halaman yang ditulis.
c. Halaman indeks tidak mencantumkan makna kata, tetapi hanya menunjukkan letak atau halaman istilah itu digunakan.
d. Apabila diikuti dengan beberapa kata, biasanya diletakkan di bawah kata pokok ditulis menjorok lebih kurang 1 cm.


2. Menemukan Informasi dari Halaman Indeks dengan Membaca Memindai
Kini kamu telah paham mengenai halaman indeks, cara membaca indeks, dan menemukan letaknya. Selanjutnya, sekarang cobalah mencari informasi dalam halaman indeks secara cepat dan tepat. Mencari informasi dalam halaman indeks biasanya dilakukan dengan membaca memindai (scanning). Membaca memindai adalah teknik membaca untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tepat tanpa memperhatikan materi yang lain. Jadi, yang diutamakan dalam membaca memindai informasi pokoknya saja

PUISI AKROSTIK

Ternyata ada cara bikin puisi yang paling gampang, khususnya buat para Pemula atau kamu-kamu yang baru mulai belajar nulis puisi tanpa harus repot-repot nyari ide, mikirin metafora, diksi, rima, sanjak (persamaan bunyi), gaya, majas, dll.

Puisi itu dinamakan Puisi Akrostik.

Akrostik aslinya dari bahasa Yunani, Akrostichis.

PUISI AKROSTIK adalah : Sajak atau puisi yang huruf awal dari setiap baris menyusun sebuah kata atau kalimat secara vertikal dari atas ke bawah. Puisi Akrostik biasanya membicarakan apa yang menjadi susunan huruf yang membentuk sebuah kalimat di awal baris.

Yang paling penting dalam membuat Puisi Akrostik adalah : mengait-ngaitkan huruf awal dengan gagasan yang akan kita kemukakan. Puisi ini bisa kita gunakan sebagai latihan menulis puisi sambil belajar memilih diksi yang tepat untuk menyampaikan pesan.

Contoh Puisi Akrostik.

REFAYA ERMA 

Rasa-rasanya kita pernah bertemu

Entah kapan entah di mana

First time I saw you

Aku langsung jatuh hati padamu

Yakin

Aku tak mengada-ada

Entah sadar entah tidak

Rasa-rasanya hatiku memang sudah jatuh

Maukah kau menyimpannya

Ambillah, itu memang sengaja kujatuhkan untukmu

MEMBACA INTENSIF DAN EKSTENSIF

Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi :

A. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap, ataupun pengalaman penulis.

Ketrampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaranya adalah :
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.

B. Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya.
Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut:
1. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun,
2. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,
3. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,
4. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,
5. mengerti dan memahami bahan bacaan,
6. dituntut kecepatan mata dalam membaca,
7. membaca dengan pemahaman yang baik,
8. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.

Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua (I) membaca ekstensif dan (II) membaca intensif. Berikut penjelasan secara rinci kedua jenis membaca tersebut :

I. Membaca Ekstensif
membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi :

1. Membaca Survai (Survey Reading)
Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :
(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika ada),
(b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,
(c) memeriksa indeks dan apendiks(jika ada).

2. Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan mengandalakan kecepatan gerak mata dalam melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat.
Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah :
(a) metode kosakata; metode yang berusaha untuk menambah kosakata.
(b) Metode motivasi; metode yang berusaha memotivasi pembaca(pemula) yang mengalami hambatan.
(c) Metode gerak mata; metode yang mengembangkan kecepatan membaca dengan menigkatkan kecepatan gerak mata.

Hambatan-hambatan yang dapat mengurangi kecepatan mambaca :
(a) vokalisai atau berguman ketika membaca,
(b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara,
(c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca,
(d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita,
(e) jari tangan selalu menunjuk tulisa yang sedang kit abaca,
(f) gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya.

3. Membaca Dangkal (Superficial Reading)
membaca dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.

II. Membaca Intensif
membaca intensif atau intensive reading adalah membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Yang termasuk dalam membaca intensif adalah :

A. Membaca Telaah Isi :
1. Membaca Teliti
Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai.
2. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary standards), resensi kritis (critical review), dan pola-pola fiksi (patterns of fiction).
3. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana, mendalam, evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-baris, makna antar baris, maupun makna balik baris.
4. Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.

5. Membaca Kreatif
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap makna tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari-hari.

B. Membaca Telaah Bahasa :
1. Membaca Bahasa (Foreign Language Reading)
Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata (increasing word power) dan mengembangkan kosakata (developing vocabulary)
2. Membaca Sastra (Literary Reading)
Dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra.

Kamis, 03 Mei 2012

SLOGAN

Apasih slogan itu? hmm.. menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Slogan adalah perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu dan untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi, golongan, organisasi, partai , instansi, atau lembaga, dan sebagainnya.

Ciri-ciri Slogan
a. Isinya singkat dan jelas
b. Kalimatnya pendek, menarik, dan mudah diingat
c. Menjelaskan visi, misi, dan tujuan.
contoh slogan dengan tema kesehatan seperti dibawah ini:

"bersih pangkal sehat”
“kebersihan adalah sebagian dari iman”
“jagalah kebersihan”.
buanglah sampah pada tempatnya”
“bersih itu indah”
“kebersihan adalah sebagian dari iman”

CONTOH SLOGAN :